A.PENGERTIAN
KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Variasi
stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam
situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme,
serta penuh partisipasi.
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif. Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton dan begitu saja. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif. Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton dan begitu saja. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Variasi adalah keanekaragaman yang
membuat sesuatu tidak monoton, variasi dalam bentuk pembelajaran bertujuan
untuk:
1) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
2) Meningkatkan motipasi siswa
3) Mengembangkan keingintauan siswa
4) Melayani gaya belajar siswa yang berfariatip
5) Meningkatkankadar keaktifan siswa
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
1) Variasi dalam gaya mengajar
a) Variasi suara
- Dari besar ke kecil
- Dari tinggi ke rendah
- Dari cepat ke lambat
- Dari nada sedih ke nada gembira
- Dengan memberikan tekanan tertentu pada kalimat yang dituju
b) Pemusatan perhatian
c) Kesenyapan
d) Mengadakan kontak pandang
e) Gerakan badan dan mimic
- Ekspresi wajah
(1) Tersenyum
(2) Mengerutkan kening
(3) Mengengkat alis
(4) Cemberut
(5) Tertawa
- Gerakan kepala
(1) Menggeleng
(2) Mengangguk
(3) Menunduk
- Gerakan bahu
- Gerakan badan secara keseluruhan
(1) Berdiri kaku
(2) Bersikap santai
(3) Gerak mendekati atau menjauhi
- Gerakan tangan
(1) Mengangkat tangan
(2) Mengacungkan Ibu jari
(3) Bertepuk tangan
- Perubahan dalam posisi guru
Yaitu dengan cara berpindah-pindah dan tidak terpaku pada satu posisi
2) Variasi pola interaksi dan kegiatan
Dilihatpengorganisasiann siswa, pola interaksi dapat dibedakan atas:
1) Kegiatan klasikal
2) Kegiatan kelompok kecil
3) Kegiatan berpasangan
4) Kegiatan perorangan
3) Variasi penggunaan alat Bantu
Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsif-prinsif penggunaannya yang meliputi:
1) Kesesuaian
2) Kewajaran
3) Kelancaran dan kesinambungan
4) Perencanaan alat bantu yang memerlukan penyusunan khusus
1) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
2) Meningkatkan motipasi siswa
3) Mengembangkan keingintauan siswa
4) Melayani gaya belajar siswa yang berfariatip
5) Meningkatkankadar keaktifan siswa
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
1) Variasi dalam gaya mengajar
a) Variasi suara
- Dari besar ke kecil
- Dari tinggi ke rendah
- Dari cepat ke lambat
- Dari nada sedih ke nada gembira
- Dengan memberikan tekanan tertentu pada kalimat yang dituju
b) Pemusatan perhatian
c) Kesenyapan
d) Mengadakan kontak pandang
e) Gerakan badan dan mimic
- Ekspresi wajah
(1) Tersenyum
(2) Mengerutkan kening
(3) Mengengkat alis
(4) Cemberut
(5) Tertawa
- Gerakan kepala
(1) Menggeleng
(2) Mengangguk
(3) Menunduk
- Gerakan bahu
- Gerakan badan secara keseluruhan
(1) Berdiri kaku
(2) Bersikap santai
(3) Gerak mendekati atau menjauhi
- Gerakan tangan
(1) Mengangkat tangan
(2) Mengacungkan Ibu jari
(3) Bertepuk tangan
- Perubahan dalam posisi guru
Yaitu dengan cara berpindah-pindah dan tidak terpaku pada satu posisi
2) Variasi pola interaksi dan kegiatan
Dilihatpengorganisasiann siswa, pola interaksi dapat dibedakan atas:
1) Kegiatan klasikal
2) Kegiatan kelompok kecil
3) Kegiatan berpasangan
4) Kegiatan perorangan
3) Variasi penggunaan alat Bantu
Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsif-prinsif penggunaannya yang meliputi:
1) Kesesuaian
2) Kewajaran
3) Kelancaran dan kesinambungan
4) Perencanaan alat bantu yang memerlukan penyusunan khusus
B.ASPEK PENGGUNAAN VARIASI DALAM MENGAJAR
Dalam keterampilan mengadakan variasi
proses belajar mengajar, pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga
aspek penggunaan variasi sebagai berikut :
1. Variasi gaya mengajar.
1. Variasi gaya mengajar.
Agar anak tidak mengalami kebosanan
dalam belajar maka guru dapat melakukan variasi dalam gaya mengajar. Dalam
memberi gaya mengajar ini guru dapat melakukan dengan cara variasi suara,
pemusatan perhatian (penekanan), kesenyapan, kontak pandang, gerakan anggota
badan.
2. Variasi penggunaan media dan bahan pengajaran.
2. Variasi penggunaan media dan bahan pengajaran.
Tiap anak didik memiliki kemampuan
indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatannya demikian juga
kemampuan berbicara. Ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih
mendengarkan, ada yang suka mendengarkan dulu baru membaca dan sebaliknya. Dengan
variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik dapat
dikurangi. Untuk menarik perhatian anak didik misalnya, guru dapat memulai
berbicara lebih dulu, kemudian menulis di papan tulis dilanjutkan dengan
melihat contoh kongkrit. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus
terhadap indra anak didik. Menurut Faried
(2009), media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan
dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni media yang dapat didengar,
dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain: variasi alat
atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat
didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik),
dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio
visual aids). Sejalan dengan penjelasan yang telah diungkapkan di atas, ada
tiga variasi penggunaan media Menurut Syaiful Bahri Djamarah yaitu:
a. Media Pandang. Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, majalah dinding, film, film strip,TV,recorder,gambargrafik,danlain-lain.
b. Variasi Media Dengar. Media dengar yang dapat dipakai adalah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, semua itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
c. Variasi Media Taktil. Variasi media taktil adalah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran.
Dengan penggunaan media yang bervariasi tersebut dapat meningkatkan semangat siswa untuk belajar dan tentunya dapat mengurangi tingkat kebosanan siswa pada saat penyampaian materi oleh guru. Maka dari itu penggunaan media dan bahan pengajaran harus lebih disiapkan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
3. Variasi pola interaksi.
a. Media Pandang. Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, majalah dinding, film, film strip,TV,recorder,gambargrafik,danlain-lain.
b. Variasi Media Dengar. Media dengar yang dapat dipakai adalah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, semua itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
c. Variasi Media Taktil. Variasi media taktil adalah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran.
Dengan penggunaan media yang bervariasi tersebut dapat meningkatkan semangat siswa untuk belajar dan tentunya dapat mengurangi tingkat kebosanan siswa pada saat penyampaian materi oleh guru. Maka dari itu penggunaan media dan bahan pengajaran harus lebih disiapkan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
3. Variasi pola interaksi.
Pola interaksi yang terjalin antara guru dengan siswanya
merupakan kegiatan yang sering dijumpai dalam proses pengajaran. Guru yang baik
adalah guru yang memberikan kesempatan anak didiknya untuk mengutarakan
pendapatnya. Untuk merangsang siswa agar aktif untuk mengutarakan pendapat atau
bertanya tersebut, perlu diadakan variasi pola interaksi antara guru dengan
siswa.
Variasi dalam pola interaksi antara guru
dengan anak didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub (dalam Abied,
2009), yaitu:
a. Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b. Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru dimana guru berbicara kepada anak didik.
a. Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b. Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru dimana guru berbicara kepada anak didik.
Diantara dua kutub itu banyak
kemungkinan dapat terjadi. Misalnya, guru berbicara dengan sekelompok kecil
anak didik melalui pengajuan beberapa pertanyaan atau guru berbincang dengan
anak didik secara individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa
sehingga antar anak didik dapat saling tukar pendapat melalui penampilan diri,
demonstrasi, atau diskusi.
Menurut Yamin (2008:173), interaksi antara siswa dan guru adalah proses komunikasi yang dilakukan secara timbal balik dalam menyampaikan pesan (message) kepada siswa. Interaksi yang dimaksud tidak terlepas dari unsur komunikasi, yakni melibatkan komponen komunikator, komunikan, pasan, dan media. Keempat unsur ini akan melahirkan umpan balik yang disebut interaksi.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Menurut Yamin (2008:173), interaksi antara siswa dan guru adalah proses komunikasi yang dilakukan secara timbal balik dalam menyampaikan pesan (message) kepada siswa. Interaksi yang dimaksud tidak terlepas dari unsur komunikasi, yakni melibatkan komponen komunikator, komunikan, pasan, dan media. Keempat unsur ini akan melahirkan umpan balik yang disebut interaksi.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Variasi mengandung makna perbedaan.
Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan
perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk
memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Tujuan utama
guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan
siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran.
1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan
perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan.
2. Untuk memberikan kesempatan bagi
berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal
yang baru.
3. Untuk memupuk tingkah laku yang
positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih
hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
4. Guna memberi kesempatan kepada siswa
untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi.
D.
PRINSIP PENGGUNAAN
1.
Hendaknya
digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang hendak dicapai,
penggunaan variasi yang wajar dan beragam sangat dianjurkan.
2.
Variasi
hendaknya digunakan dengan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak
merusak perhatian dan mengganggu pelajaran.
3.
Komponen
mengadakan variasi tertentu sangat memerlukan susunan dan perencanaan yang
baik.
E.
KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Keterampilan mengadakan variasi terdiri
dari tiga kelompok pokok, yaitu variasi
gaya mengajar, variasi pengalihan penggunaan indra, dan variasi pola interaksi.
Variasi gaya mengajar meliputi suara jeda, pemusatan, gerak dan kontak pandang.
Variasi pengalihan penggunaan indra dapat dilakukan dengan pemanipulasian indra
pendengar, penglihatan, pencium, peraba dan perasa. Komponen variasi ini erat
kaitannya dengan variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran. Variasi
pola interaksi mencakup pola hubungan guru dan siswa.
Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan siswa, berlangsung secara berkesinambungan, serta dilakukan secara wajar dan terencana.
1. Variasi Dalam Mengajar Guru
Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan siswa, berlangsung secara berkesinambungan, serta dilakukan secara wajar dan terencana.
1. Variasi Dalam Mengajar Guru
a)
Penggunaan
Variasi Suara, Perubahan suara dari kelas menjadi lemah, gembira menjadi sedih
atau memberikan penekanan pada kata-kata tertentu.
b)
Pemusatan
Perhatian, Pemusatan perhatian pada hal yang penting pada hal yang penting
dapat dilakukan guru dengan perkataan. “ Perhatikan baik-baik “dengar baik-baik
”nah, ini penting sekali, dsb. Biasanya cara pemusatan ini diikuti dengan
isyarat menunjukkan kepapan tulis, dll.
c)
Kesenyapan,
Kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja guru selagi mengajar merupakan alat
yang baik untuk menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.
Dalam mengajukan pertanyaan guru menggunakan waktu tunggu atau kesenyapan
memberikan kesempatan siswa berpikir.
d)
Mengadakan
Kontak Pandang, Jika berinteraksi dengan murid sebaiknya pandangan menjelajahi
seisi kelas dan melihat murid-murid untuk menunjukan hubungan yang intim dengan
mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi seperti :
membesarkan mata tnda tercegang.
e)
Gerakan
Badan Dan Mimik, Ekpresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan badan adalah aspek
yang sangat penting dalam komunikasi. Ekpresi wajah misalnya tersenyum
cemberut, mengerutkan dahi berjalan mendekati berdiri siap membantu dan
lain-lain.
f)
Penggantian
Posisi Guru Dalam Kelas, Dimaksudkan berdiri di tengah, dapat didepan,
belakang, bagian kiri, atau kanan kelas.yang perlu diingat hal ini dilakukan
dengan maksud tertentu dan dilakukan secara wajar.
2.
Variasi Dalam Penggunaan Media dan Bahan Pengajaran. Media dan alat pengajaran,
jika ditijau dari indra yang digunakan dapat digolongkan menjadi:
1.
Yang
dapat didengar
2.
Yang
dapat dilihat dan dirasa
3.
Di
bau (dicium) atau manipulasi.
Pertukaran penggunaan dari jenis yang
satu ke jenis yang lain misalnya dari media gambar ke tulisan di papan tulis
mengharuskan anak menyesuaikan alat indranya sehingga lebih dapat mempertinggi
perhatianya.
Jenis
variasi ini dapat digolongkan :
I.
Variasi
alat / bahan yang dapat dilihat, Alat atau bahan yang termasuk ke dalam jenis
ini ialah yang dapat dilihat seperti : Gerafik, gambar dipapan tulis, film, tv,
peta, poster.
II.
Variasi
alat / bahan yang dapat didengar, Variasi suara guru, dengan selingan suara rekaman,
radio.
III.
Variasi
alat / bahan yang dapat diraba. Dapat dimanipulasi dan digerakan, seperti:
Patung, alat mainan, bintang hidup yang memungkinkan untuk dapat dimanipulasi /
diraba.
3.
Variasi Pola Interaksi Dan Kegiatan Siswa
Dengan mengubah pola interaksi ini guru
dengan sendirinya mengubah kewgiatan belajar murid, tingkat dominasi guru,
keterlibatan murid dll.seperti;
1.
Siswa
bekerja dalam kelompok kecil,
2.
Tukar
pendapat melalui diskusi,
3.
Demonstrasi
tanpa campur tangan guru
Pola interaksi guru dengan murid dngan
kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegaiatan
yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak.
Adapun jelis pola interaksi dapat
digambarkan sebagai berikut
·
Pola
Guru Murid. Komunikasi sebagai aksi (satu Arah)
·
Pola
Guru – murid – guru. Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaktif
antar siswa (komunikasi sebagai interaksi)
·
Pola
Guru- Murid – Murid. Ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama
lain.
·
Pola
guru – murid, murid – guru, murid – murid. Interaksi optimal antara guru dengan
murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah).
·
Pola
Lingkaran. Setiap siswa mendapat giliran mengemukakan sambutan atau jawaban,
tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat
giliran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar