A. Sejarah
perkembangan bumi
Bumi
terbentuk miliaran tahun lalu, tetapi permukaan bumi telah
banyak mengalami proses perkembangan dan perubahan sepanjang masa. Bumi
adalahsebuah planet kebumian, yang artinya terbuat dari batuan, berbeda
dibandingkangas raksasa seperti Jupiter.
Cabang ilmu ini menggunakan gabungan ilmu fisika, geografi,matematika, kimia, dan biologi untuk
membentuk suatu pengertian kuantitatif darilapisan-lapisan bumi.Ilmu kebumian
mulai berkembang sejak periode awal sains. Teori-teori yang berkembangpun
sangat variatif pada tiap-tiap periode. Tentunya perkembangan tersebut lebihke
arah yang rasional dan memungkinkan difahami oleh masyarakat yang adapada
tiap periode
1 Periode
Pra-Sains (Antara zaman purbakala s.d. 1550)
Pada
periode pra-sains manusia belum berfikir mengenai awalterbentuknya bumi. Dari mana bumi berasal atau kapan bumi ini
terbentuk.Perkembangan pengetahuan mengenai bumi pada periode ini masih
seputar bentuk-bentuk bumi yang di kemukakan atas dasar pemikiran
yang sederhana.Pada tahun 384-322 SM, Aristoteles mengemukakan teori
·
geosentris
(bumisebagai pusat tata surya) yang kemudian di awal abad ke-2 Claudius
Ptolemausjuga mengungkapkan teori tersebut. Sedangkan sekitar
tahun 310-230 SMAristrachus mengajukan teori
·
heliosentris
(matahari sebagai pusat tata surya)yang kemudian Copernicus juga mengungkapkan teori
tersebut pada abad ke-15.
2 Periode Awal
Sains (1550 s.d. 1800)
Pada
periode ini merupakan periode awal manusia berfikir mengenai darimana dan bagaimana
proses bumi ini terbentuk.
Hipotesis nebula
pertama
kali dikemukakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun 1775.Kabut/nebula
adalah kabut yang terdiri dari gas (terutamahelium dan hidrogen) dan
partikel-partikel angkasa.Kemudian ahli matematikaterkenal dari PrancisSimon de
Laplace mengusulkan teori yang hampir sama(teori kant-laplace).Dalam teori ini
dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yangkemudian berkumpul menjadi
kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas inimembentuk kumpulan kabut yang
sangat besar dan berputar semakin cepat Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini,
materi kabut bagian khatulistiwaterlempar memisah dan memadat (karena
pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi
planet-planet dalam tata surya.
3 Periode
Fisika Klasik (1800 s.d. 1900)
yangdikemukakan
oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwapada mulanya telah
terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal inididekati oleh
sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan padabagian
matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah
ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari,kemudian mengembun dan membeku sebagai
benda-benda yang padat, dandisebut planetesimal. Planetesimal ini dalam
perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet
Bumi kita.
Pada
dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi,dimulai
daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karenaproses waktu
dan perputaran cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkanpemadatan (pada
bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhutinggi.
4 Periode
Fisika Modern (1900 ± saat ini)
·
Teori Pasang Surut Gas
ini
dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys padatahun
1917, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekatimatahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya
pasang surut pada tubuh matahari, saatmatahari itu masih berada dalam keadaan
gas. Terjadinya pasang surut air lautyang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat
kecil. Penyebabnya adalah kecilnyamassa
bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi).
·
Teori Bintang Kembar
dikemukakan
oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton sekitar
tahun 1930. Menurut teori ini, bahwa dahulunya tata surya kitaberupa dua
bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salahsatunya meledak
meninggalkan serpihan-serpihan kecil sehingga banyak materialyang terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasiyang masih kuat, maka
sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingibintang yang tidak
meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari,sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya
·
Teori Dentuman besar (Big Bang Theory
1972)
Teori
ini berdasarkanjenis asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa
jenis sangatbesar. Adanya reaksi inti menyebabkan amssa tersebut meledak hebat.
Massatersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat, menjauhi pusat
ledakan.Karena adanya gravitasi, maka bintang yang paling kuat gravitasinya
akanmenjadi pusatnya.Dari berbagai teori yang dikemukakan para ahli, kebanyakan
ilmuwanmendukung teori dentuman besar. Menurut mereka, ledakan besar
tersebutmerupakan awal terbentuknya alam semesta. Berdasarkan Theory Big
Bang,proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu.
Padaawalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Putaranyang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan
ringanterlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk
cakramraksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di
luar angkasa yang kemudian membentuk
galaksi dan nebula-nebula. Selama jangkawaktu lebih kurang 4,6 milyar
tahun, nebula-nebula tersebut membeku danmembentuk suatu galaksi yang disebut
dengan nama Galaksi Bima Sakti,kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara
itu, bagian ringan yangterlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga
membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itumembentuk
planet-planet, termasuk planet bumi.
5. Perkembangan
Ilmu Kebumian
Dalam
perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secarabertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam prosespembentukan bumi. Awalnya, bumi masih merupakan
planet homogen dan belummengalami perlapisan atau perbedaan unsur.Pembentukan
perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi.
Material besi yang beratjenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang
berat jenisnya lebih ringanakan bergerak ke
permukaan.
Ilmu bumiadalah
suatu istilah untuk kumpulancabang-cabang ilmu yang mempelajari
bumi, Dalam perkembangan ilmu kebumian muncul cabang-cabang ilmu baruyang
berkaitan dengan kebumian. Cabang-cabang utama ilmu kebumian antaralain adalah:
·
Geologi
mempelajari
lapisan batuan dari kulit bumi (atau litosfer) danperkembangan sejarahnya.
Cabang utama dari ilmu ini adalah mineralogi,petrologi, geokimia, paleontologi,
stratigrafi dan sedimentologi.
·
Geofisika
mempelajari
sifat-sifat fisis bumi, seperti bentuk bumi, reaksiterhadap gaya, serta medan
potensial bumi (medan magnet dan gravitasi).Geofisika juga menyelidiki interior
bumi seperti inti, mantel bumi, dankulit bumi serta kandungan-kandungan
alaminya.
·
Geodesi
ilmu
tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi dandasar laut.
·
Ilmu tanah
mempelajari
lapisan terluar kulit bumi yang terlibat dalamproses pembentukan tanah (atau
pedosfer). Disiplin ilmu utama antara lainadalah edafologi dan pedologi.
·
Oseanografi dan hidrologi
mempelajari
bagian air dari bumi (laut dan air tawar) atau hidrosfer. Kadang cabang
ilmu ini digabungkan dengangeofisika.
·
Glasiologi
mempelajari bagian es dari bumi (atau kriosfer).
Ilmu atmosfer
mempelajari
bagian gas dari bumi (atau atmosfer) antarapermukaan
bumi sampai lapisan eksofer (~1000 km). Cabang utamabidang ini
adalah meteorologi, klimatologi, dan aeronomi.
6 . Struktur
Bumi
·
Hidrosfer
adalah
lapisan air yang ada dipermukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros
yang berarti air dan sphere yang
berartilapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau,sungai, laut,
lautan, salju atau gletser, air tanah danuap air yang terdapat di lapisan
udara.
·
Atmosfer
adalah
lapisan gas yang melingkupi sebuahplanet, termasuk bumi, dari permukaan planet
tersebutsampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapatdari ketinggian
0 km di atas permukaan tanah, sampaidengan
sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.Atmosfer tersusun atas beberapa
lapisan, yang dinamai menurut fenomenayang terjadi di lapisan tersebut.Transisi
antara lapisan yang satu dengan yang lainberlangsung bertahap. Studi tentang
atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena
pembiasan sinar matahari saat terbit
dantenggelam, serta kelap-kelipnya bintang.
·
Biosfer
adalah
bagian luar dari planet Bumi,mencakup udara, daratan, dan air, yangmemungkinkan
kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam
pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistemekologis global yang
menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubunganantarmereka, termasuk interaksinya
dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air),dan atmosfer (udara)
Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempatyang diketahui yang
mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsungselama sekitar
3,5 milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia Bumi.
B.SEJARAH PERKEMBANGAN ASTRONOMI
1.Perkembangan Astronomi Periode 1
(Zaman Purbakala – 1500M)
Perkembangan
Astronomi sebenarnya sudah terdeteksi sekitar 1000 SM tepatnya zaman
sumeria dan babilonia. Mereka mengamati berbagai keteraturan dan mampu
meramalkan gerhana bulan, dan peredaran planet. Bangsa mesir sudah
menemukan bahwa satu tahun terdiri dari 365 hari. Akan tetapi, pada zaman
sumeria belum menemukan pengetahuannya dalam bentuk gambara.
Gambaran mengenai alam semesta mmang ada namun masih bersifat spekulatif belaka.
Mereka beanggapan bahwa bumi dan langit berbentuk cakram datar yang
saling tumpang tindih
Ciri-ciri
periode Pertama
- Belum
ada penelitian yang sistematis.
- Berdifat spekulatif
- Pergerakan benda-benda langit
dianggap memiliki kekuatan magis
- Pada periode pertama ini
dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empirik.
Untuk pengkajian lebih dalam kita
akan membahas tokoh – tokoh penting yang sangat berperan dalam perkembangan
astronomi pada periode satu ini.
1.
Anaximander
(610-546 SM)
Seorang filusuf Yunani yang dikenal
sebagai “Bapak Ilmu Astronomi”. Ia menganggap bentuk Bumi sebagai silinder dan
angkasa berputar tiap hari mengelilinginya.
2.
Anaxagoras
(500-478 SM)
Mengajarkan bahwa Matahari sebuah
batu panas dan bulan tidak memancarkan cahaya sendiri tapi mendapat penerangan
dari Matahari. Dia juga menerangkan mengenai Gerhana Matahari.
3.
Aristoteles
(348-322 SM)
Ia adalah murid Plato, dan dianggap
sebagai bapak filsafat dan ilmuan sepanjang sejarah. Bumi menurutnya adalah
pusat jagat raya (geosentris). Sedangkan dilangit (alam semesta bagian
atas) terdapat planet-planet, bintang, matahari, dan bulan yang gerak alamiah
mereka adalah melingka sempurna, continue dan tak terbatas.
4.
Erastothenes
(276-196 SM)
Ia bukan orang ynani tetapi orang
mesir. Pemikiran Erastostenes terpenting adalah mengenai keliling lingkaran
bumi. Erastostenes melakukan penguyurn pkeliling bumi dari dua kota :
Alexandria (mesir dan Syene yang berjarak + 787 km. pada musuim panas di
Alexandia sinar matahari jatuh tegak lurus pada tengah hari, sedangkan di Syene
sinar matahari, membentuk sudut 7.2o. dari data ini Erstostenes
menghitung bahwa keliling bumi + 46.250 km. pengukurannya didasarkan
pada asumsi bahwa bumi berbentuk bulat, tidak datar. Erastostenes berhasil
mengukur jarak bumi – matahari dan jarak bulan – bumi.
5.
Thales
Pengamatan fenomena langit
sebenarnya telah dilakukan sejak zaman kuno oleh orang-orang China,
Mesopotamia, dan Mesir. Tetapi astronomi sebagai ilmu, baru berkembang di
Yunani pada abad ke-6 SM. Penelitian tentang astronomi di Yunani diawali oleh
Thales. Ia mengemukakan sebuah pendapat bahwa Bumi itu berbentuk bulat, setelah
itu Aristoteles mengeluarkan terobosan yang penting dua abad kemudian yang
menyatakan bahwa Bumi itu bulat budar dengan dukungan dari beberapa buku
ilmiah.
6.
Phytagoras
(560 – 480 SM)
Ia berpendapat bahwa jagat raya
bersipat harmonic (cosmos) atau tidak kacau (chaos) dalam hal
keharmonisan alam, mazhab phytagorean merujuk pada teorinya bahwa keharmonisan
alam memiliki kesesuaian dengan harmoni pada music. Menurutnya suara music
ditentukan oleh pengaturan interval dari panjang pendeknya senar. Konsep keharmonisan
konsep ini kemudian dijadikan prinsip umum untuk menjelaskan gagasan tentang
keharmonisan jagat raya dan semua geraka planet menyuarakan suara harmoni
yang mewakili perbedaan notasi music. Teori ini yang kemudian disebut harmoni
of the spheres berpengaruh luas, bahkan Johanes Kepler pada permulaan spekulasinya
menganggap bahwa perbedaan gerakan antar planet ditentukan oleh pebedaan oktaf
yang ada pada skala musik.
2.2
Perkembangan Astronomi Periode II (sekitar 1550 – 1800 M)
1.
Tycho Brahe (1546-1601)
Ia memberikan sumbangsih bagi
perkembangan astronomi luar biasa besarnya. Dia bukan hanya merancang dan
membangun instumentasi yang revolusioner, tetapi juga melakukan pengamatan yang
berulang-ulang. Sejumlah orbit planet yang bersifat anomali, yang sebelumnya
belum pernah tercatat, oleh Thyco kemudian ditampilan secara sksplsit, tanpa
bantuan thyco ini, kepler tidak mungkin bisa meemukan bahwa planet-planet
bergerak di dalam orbit berbentuk elips. Ia juga tercatat sebagai astronom
pertama yang membuat koreksi terhadap pembiasan oleh atmosfer.Brahe adalah
seorang astronom Selama 20 tahun, ia hanya membuat observasi planet-planet
secara sistematis, membuat daftar dari bintang, pengumpulan data Astronomi yang
lain hanya dengan ketelitian yang mungkin tanpa teleskop.
2.
Renè Descartes (1596-1650)
Ia
berpendapat bahwa jagat raya tersusun atas materi-matei yang berputar, yang ia
sebut vortex. Menurutnya sebuah benda memiliki kecenderungan untuk dioam atau
bergerak beraturan dalam garis lurus. Akibatnya lintasan alamiah sebuah planet
merupakan sebuah garis lurus bukan merupakan lingkaran seperti pendapat
Galileo. Sebuah planet tidak akan menyimpang tiba-tiba kecuali ada pengaruh
lain yang memaksanya berbelok dari lintasan. Alamiahnya. Inilah tekanan vortex
yang menahan sebuah planet dalam lintsan orbitnya. Ia menyatakan bahwa alam
semesta secara keseluruhan dibangun oleh materi dan gerak, dari sinilah
kemudian Descartes dianggap elah melucuti jagat raya hingga tinggal materi dan
gerak.
. 3. Johannes Kepler (1571-1630)
Kontribusdi kepler pada perkembangan
astronomi adalah mengenai 3 hukumnya yang ia nyatakan berdasarkan data yang
diperoleh dari Thyco Brahe yang telah melakukan penelitian dan pencatatan
sebelumnya, tiga hukum itu adalah :
1) Lintasan dari
tiap-tiap planet adalah ellips dengan matahari sebagai titik fokusnya.
2) Garis yang
menghubungkan planet dengan matahari akan melukiskan luas yang sama pada
saat-saat waktu yang sama.
3) Kuadrat periode
planet-planet itu sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya ke matahari.
Walaupun telah mengeluarkan ketika
hukumnya, Kepler masih belum dapat menjawab mengapa planet-planet dapat
bergerak? dan kenapa planet-planet yang sebelah luar pergerakannya lebih
lambat? Akhirnya pertanyaan-pertanyaan kepler ini dapat dijawab oleh Newton
dengan hukum gravitasi umumnya.
Hukum Kepler tentang gerakan planet
adalah sumbangannya yang terbesar bagi ilmu pengetahuan. Hukum ini berdampak
besar terhadap pemikiran ilmiah dan kelak menyediakan landasan bagi karya Sir
Isaac Newton mengenai gaya tarik bumi. Namun, Kepler juga memberikan banyak
sumbangan lain kepada ilmu pengetahuan.
4.
Galileo Galilei (1564-1642)
Pada tahun 1609 Galileo merakit
teropong dengan mengembangkan teknologi rancangan Hans Lippershey yang
diperkenalkan setahun sebalumya ia mengarahkan teopong kelangit malam. Dalam
tempo beberapa jam longsorlah paradigma-paradigma yang paling disayangi atau diyakini
saat itu. Seperti :
- Ia melihat permukaan bulan ternyata tidak mulus dan bulat smpyrna. Pengamatan ini bertentangan dengan kepercayaan yunan kuno yang menegaskan kesempurnaan benda langit. Pada permukaan bulan kelihatan bergunung-gunung dan berlembah-lembah seperti di bumi. Ia juga melihat noktah-noktah pada permukaan matahari;
- Ia melihat ada 4 ”planet kecil” yang sekarang disebut bulan yang mengitari jupiter. Pengamatan ini adalah bukti telak bahwa tidak semua benda langit mengitari bumi;
- Ia melihat fase-fase venus sebagaimana bulan. Bentuk venus kelihatan berubah antara sabit sampai purnama secara teratur.
- Ia mengamati bintang melalui teropong, ternyta bintang itu tidak lebih besar, melainkan tetap berupa bintik kecil. Ini menunjukan bahwa bintang-bintang memang jauh sekali dari bumi. Juga bima sakti terlihat dengan teropong bukan sebagai bentangan kabut malar, melainkan ribuan bintang yang belum pernah dlihat oleh mata manusia.
5.
Sir Isaac Newton (1642-1727)
Ia adalah orang yang berhasil
merumuskan hukum gravtasi universal yang sangat berperan untuk memahami
perilaku pergerakan planet-planet yang diformulasikan berdasarkan data-data
yang diperoleh dari ilmuan-ilmuan sebelumnya termasuk kepler.
6. George comte de Buffon
(1701-1788)
George comte dari Perancis,
mempostulatkan teori dualistik dan katastrofi yang menyatakan bahwa tabrakan
komet dengan permukaan matahari menyebabkan materi matahari terlontar dan
membentuk planet pada jarak yang berbeda. Kelemahannya Buffon tidak bisa
menjelaskan asal komet. Ia hanya mengasumsikan bahwa komet jauh lebih masif
dari kenyataannya.
7.
Edmond Halley (1656-1742)
Seorang ahli astronomi Inggris yang
di tahun 1705 memperhitungkan bahwa komet yang terlihat dalam tahun-tahun 1531,
1607 dan 1682 sesungguhnya adalah benda yang sama yang bergerak dalam satu
garis edar tiap 75 atau 76 tahun mengedari matahari. Komet tersebut kini
dikenal sebagai Komet Halley. Dalam tahubn 1720, Halley menjadi ahli astronomi
kerajaan yang kedua, Di Greenwich ia membuat studi yang memakan waktu lama
mengenai gerakan bulan.
8.
James Bradley (1693-1762)
Seorang ahli astronomi Inggris yang
menemukan penyimpangan yang disebut Aberasi Sinar Cahaya di tahun 1728, yaitu
bukti langsung pertama yang dapat diamati bahwa Bumi beredar mengelilingi
Matahari. Dari besarnya penyimpangan ia menghitung kecepatan cahaya sebesar
295.000 km/dt. Hanya sedikit lebih kecil dari nilai sebenarnya (299.792,4574
km/dt, US National Bureau of Standards).
9.
Immanuel Kant (1724-1804)
Seorang filsuf Jerman yang pada
tahun 1755 mengajukan cikal-bakal teori modern tentang tata surya. Kant percaya
bahwa planet-planet tumbuh dari sebuah cakram materi di sekeliling Matahari,
sebuah gagasan yang kemudian dikembangkan oleh Marquis de Laplace. Kant juga
berpendapat bahwa nebula suram yang terlihat di antariksa adalah galaksi
tersendiri seperti galaksi Bima Sakti kita. Pendapat tersebut kini telah
terbukti kebenarannya.
10.
Sir William Herschel (1738-1822)
Seorang ahli astronomi Inggris,
lahir di Jerman, yang menemukan planet Uranus pada tanggal 17 Maret 1781
beserta dua satelitnya dan juga dua satelit Saturnus. Herscel membuat survey
lengkap langit utara dan menemukan banyak bintang ganda dan nebula. Untuk
menangani pekerjaan ini, ia membangun sebuah reflektor 122 cm, terbesar di
dunia saat itu. Survey langit Herschel itu meyakinkan bahwa galaksi kita berupa
sistem bintang berbentuk lensa, dengan kita di dekat pusat. Pandangan ini
diterima hingga jaman Harlow Shapley.
11.
Charles Messier (1730-1817)
Seorang
ahli astronomi Prancis yang menyusun sebuah daftar berisi lebih dari 100
kelompok bintang dan nebula. Hingga sekarang, banyak diantara objek ini yang
masih disebut dengan nomor Messier atau M, seperti M1, nebula Kepiting, dan
M31, galaksi Andromeda
2.3
Perkembangan Astronomi Periode III (1800M – 1890M)
Pada periode ini diformulasikan
konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan
Fisika Klasik Tokoh-tokoh astronomi pada periode tiga dan kontribusinya dalam
perkembangan astronomi adalah:
1.
William Hyde Wollaston
Pada 1802 mencatat keberadaan
sejumlah garis-garis gelap dalam spectrum matahari.
2.
Urbain Jean Joseph Leverrier (1811-1877)
Seorang ahli matematika Prancis yang
memperhitungkan keberadaan planet Neptunus. Saat memeriksa gerakan Uranus, ia
menemukan bahwa gerakannya dipengaruhi oleh sebuah planet tak dikenal.
Perhitungan Leverrier memungkinkan penemuan Neptunus oleh Johann Galle.
3.
Johann Gottfried Galle (1812-1910)
Seorang ahli astronomi Jerman yang
menemukan planet Neptunus. Dengan menggunakan perhitungan Urbain Leverrier,
Galle menemukan Neptunus pada malam hari, di tanggal 23 September 1846, dari
Observatorium Berlin bersama dengan Louis d’Arrest, seorang mahasiswa
Astronomi, tidak seberapa jauh dari posisi yang semula diperhitungkan. Walaupun
Galle merupakan orang pertama yang berhasil mengobservasi Neptunus secara
visual, namun yang dipandang sebagai penemu sebenarnya adalah John Couch Adams
(yang membuat kalkulasi awal) dan Le Verrier.
4.
Joseph von Fraunhofer (1814)
Sebelumnya garis-garis gelap dalam
spektrum matahari telah ditemukan keberadaannya oleh William Hyde Wollaston.
Pada tahun 1814, Fraunhofer menciptakan spektroskop dan secara mandiri menemukan
kembali garis-garis tersebut, memulai sebuah studi sistematik dan melakukan
pengukuran seksama terhadap panjang gelombang garis-garis ini. Dia mencatat dan
memetakan sejumlah garis-garis gelap dalam spektrum matahari
jika cahayanya
dilewatkan pada suatu prisma. Secara keseluruhan, dia memetakan lebih dari 570 garis,
dan menandai fitur-fitur utama dengan huruf A hingga K, dan garis-garis yang
lebih lemah dengan huruf lainnya. Garis-garis ini kemudian disebut sebagai garis-garis
Fraunhofer.
Fraunhofer juga menemukan bahwa
bintang-bintang lain juga memiliki spektrum seperti Matahari, tetapi dengan
pola garis-garis gelap yang berbeda.
Menemukan bahwa seperangkat
garis-garis gelap dalam spektrum matahari berhubungan dengan suatu element kimia yang berada di lapisan atas matahari. Beberapa dari garis
yang teramati juga merupakan serapan oleh molekul-molekul oksigen di atmosfer
bumi.
6.
John Ludwig Emil Dreyer
(1852-1926)
Seorang ahli astronomi Denmark yang
menghimpun sebuah katalog utama yang memuat hampir 8000 kelompok bintang dan
Nebula. Katalog yang disusunnya disebut Katalog Umum Baru (the New General
Catalogue, NGC).
Merupakan seorang astronom
Yesuit,
melakukan penyelidikan terhadap 4000 spektrum bintang hasil pengamatan yang
dilakukannya menggunakan prisma obyektif. Hanya dengan menggunakan mata, Secchi
menggolongkan bintang-bintang tersebut ke dalam tiga kelas. Bintang dengan
garis-garis serapan sangat kuat dari atom hidrogen digolongkan sebagai tipe I
berwarna putih, bintang dengan garis-garis serapan sangat kuat dari ion logam
digolongkan sebagai tipe II berwarna kuning, dan bintang dengan pita-pita
serapan lebar digolongkan sebagai tipe III berwarna merah. Setahun kemudian
Secchi memasukkan beberapa bintang yang memiliki garis-garis serapan dengan
pola yang aneh, jarang ada, mirip tetapi tidak terlalu sama dengan pola tipe
III, dan menggolongkannya sebagai tipe IV.
8.
James Jeans (1877-1946)
Astronomi Inggris, J. Jeans
mengemukakan Tata Surya merupakan hasil interaksi antara bintang dan matahari.
Perbedaan ide yang ia munculkan dengan ide Chamberlin–Moulton terletak pada
absennya prominensa. Menurut Jeans dalam interaksi antara matahari dengan bintang
yang melewatinya, pasang surut yang ditimbulkan pada matahari sangat besar
sehingga ada materi yang terlepas dalam bentuk filamen. Filamen ini tidak
stabil dan pecah menjadi gumpalan-gumpalan yang kemudian membentuk proto
planet. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang proto planet memiliki momentum
sudut yang cukup untuk masuk ke dalam orbit di sekitar matahari. Pada akhirnya,
efek pasang surut matahari pada proto planet saat pertama kali melewati
perihelion memberikan kemungkinan bagi proses pembentukan planet untuk
membentuk satelit.
9.
Edward Charles Pickering (1886)
Pemakaian fotografi
dalam astronomi membuka kesempatan lebih luas dalam mempelajari spektrum
bintang. Edward
Charles memulai penyelidikan spektrum
bintang secara fotografi dengan prisma obyektif di Observatorium Harvard,
Amerika Serikat. Berdasarkan pekerjaan awal Secchi, para astronom di Harvard
mengklasifikasikan bintang berdasarkan kuat garis-garis serapan pada deret
Balmer dari hidrogen netral, memperluas
penggolongan dan menamakan kembali penggolongan dengan huruf A, B, C dan
seterusnya hingga P, dimana bintang kelas A memiliki garis serapan atom
hidrogen paling kuat, B terkuat berikutnya dan seterusnya.
10.
Chamberlin (1890)
Chamberlin menawarkan solusi untuk
teori nebula Laplace. Ia menawarkan adanya satu akumulasi yang membentuk planet
atau inti planet (objek kecil terkondensasi di luar materi nebula) yang
kemudian dikenal sebagai planetesimal. Menurut Chamberlin, planetesimal akan
bergabung membentuk proto planet. Namun karena adanya perbedaan kecepatan
partikel dalam dan partikel luar, dimana partikel dalam bergerak lebih cepat
dari partikel luar, maka objek yang terbentuk akan memiliki spin retrograde.
2.4
Perkembangan Astronomi Periode IV (1890M – Sekarang)
Pada
periode ini, Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa
dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika
yang lebih mendasarTokoh-tokoh pada periode ini adalah:
1.
Giovanni Schiaparelli (1835-1910)
Seorang ahli astronomi Italia yang
pertama kali melaporkan adanya canali di permukaan planet Mars ketika planet
tersebut mendekat di tahun 1877. dalam bahasa italia, canali berarti selat,
namun ketika diterjemahkan ke dalam bahasa inggris menjadi terusan atau saluran
air, sehingga menimbulkan implikasi adanya bangunan buatan di planet Mars.
Selain itu, ia juga menunjukkan bahwa hujan meteor mengikuti garis edar sama
seperti komet. Dari sana, ia menduga bahwa hujan meteor sebenarnya adalah puing
sebuah komet.
2. Percival
Lowell (1855-1916)
Selain di Italia ‘demam’ Mars juga
terjadi di Amerika. Salah seorang ahli astronomi yang terobsesi untuk meneliti
planet Mars adalah Percival Lowell. Hal ini terbukti dengan didirikannya
observatorium Lowell yang didirikan dengan tujuan untuk memetakan canal di
planet Mars. Dari hasil pengamatannya, dia memetakan saluran-saluran di Mars
dan percaya tentang adanya kehidupan di planet tersebut. Kemudian dia
menerbitkan peta kanal di planet Mars, lengkap dengan globe mars. Akan tetapi,
para astronom lainnya yang juga sama-sama meneliti planet Mars, tidak menemukan
adanya saluran-saluran di planet Mars. Bahkan pada abad ke 20, ketika berbagai
wahana antariksa dikirim ke planet Mars, kanal-kanal yang digambarkan Lowell
tida ada. Selain meneliti tentang planet Mars, Lowell juga mempercayai adanya
planet lain setelah Neptunus yang belum ditemukan. Ia mulai mencarinya di
langit dengan bantuan gambar foto. Namun sayang, ia gagal menemukannya.
3.
Albert Einstein (1879-1955)
Pada tahun 1917 Einstein
memperkenalkan teori relativitas umum yang menghasilkan model alam semesta
berdasarkan teorinya tersebut. Dia menyebutkan bahwa ruang dipengaruhi
gravitasi. Teorinya tersebut menggambarkan bahwa alam semesta berkembang.
Namun, ia menyatakan bahwa hal tersebut tidak wajar sehingga memperbaharui
teorinya dan menyatakan bahwa alam semesta tetap dan tidak bergerak. Setelah
ditemukannya bukti bahwa alam semesta ini mengembang oleh Hubble, Einstein
menyadari dan mengatakan bahwa revisinya tentang teori alam semesta yang
dibuatnya sendiri merupakan kekeliruan terbesar dalam hidupnya.
fisiknya tidak mungkin.
4. Stephen
Hawking (1942-sekarang)
Stephen Hawking adalah fisikawan
Inggris yang berhasil mempelajari lubang hitam dengan baik. Dia mengatakan bahwa luas permukaan suatu lubang hitam hanya
dapat tetap sama atau bertambah, tetapi tidak pernah berkurang. Ini disebut
Hukum Pertambahan Luas Hawking. Namun teori ini menghasilkan implikasi bahwa
lubang hitam menghasilkan radiasi. Hal ini pertama kali diungkap oleh Jacob
Bekenstein, mahasiswa pasca sarjana Princeton. Menurut Hawking bagaimana
mungkin lubang hitam memancarkan radiasi kalau tidak ada sesuatu yang bisa
keluar darinya. Namun pada akhirnya hal ini membuat Hawking gelisah dan
berusaha mencari mekanisme yang bisa menghasilkan radiasi lubang hitam jika
Bekenstein benar.
Kemudian Hawking menelaah apa yang
bisa terjadi di permukaan lubang hitam. Di situ medan gravitasi yang kuat
berinteraksi dengan pasangan-pasangan partikel semu. Gravitasi yang kuat dapat
menarik salah satu komponen dari pasangan semu ke dalam lubang hitam (energi
negatif) dan menyebabkan massa lubang hitam berkurang, sedangkan komponen
lainnya (energi positif) keluar dari lubang hitam dalam bentuk radiasi yang
dapat dideteksi oleh pengamat luar.
Ia menggabungkan mekanika kuantum
dan relativitas umum dalam rumusan tunggal untuk pertama kalinya. Dengan berani
Hawking berkesimpulan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya hitam tapi juga
memancarkan radiasi. Penemuan tersebut membuat Hawking mendapat gelar
kehormatan akademik tertinggi Inggris. Dia diangkat menjadi anggota Fellow of
The Royal Society. Dan Hawking terpilih sebagai Lucasian Professor of
Mathematics di Cambridge. Ini adalah jabatan paling prestisius — yang
sebelumnya dipegang oleh Isaac Newton, dan selanjutnya oleh Babbage, bapak
komputer.
2.5
Astronomi Islam
Setelah
runtuhnya kebudayaan Yunani dan Romawi pada abad pertengahan, maka kiblat
kemajuan ilmu astronomi berpindah ke bangsa Arab. Astronomi berkembang begitu
pesat pada masa keemasan Islam (8 – 15 M).
1.
Al-Battani (858-929 M)
Al-Batanni banyak mengoreksi
perhitungan Ptolomeus mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu. Dia
membuktikan kemungkinan gerhana matahari tahunan dan menghitung secara lebih
akurat sudut lintasan matahari terhadap bumi, perhitungan yang sangat akurat
mengenai lamanya setahun matahari 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Ia juga
merevisi orbit bulan dan planet-planet. Al-Battani mengusulkan teori baru untuk
menentukan kondisi dapat terlihatnya bulan baru. Tak hanya itu, ia juga
berhasil mengubah sistem perhitungan sebelumnya yang membagi satu hari ke dalam
60 bagian (jam) menjadi 12 bagian (12 jam), dan setelah ditambah 12 jam waktu
malam sehingga berjumlah 24 jam. Sejumlah karya tentang astronomi terlahir dari
buah pikirnya. Salah satu karyanya yang paling populer adalah al-Zij al-Sabi.
Kitab itu sangat bernilai dan dijadikan rujukan para ahli astronomi Barat
selama beberapa abad,
2.
Al-Sufi (903-986 M)
Ia berkontribusi besar dalam
menetapkan arah laluan bagi matahari, bulan, dan planet dan juga pergerakan
matahari. Dalam Kitab Al-Kawakib as-Sabitah Al-Musawwar, beliau menetapkan
ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan bintang, jarak, dan warnanya. Ia
juga ada menulis mengenai astrolabe (perkakas kuno yang biasa digunakan
untuk mengukur kedudukan benda langit pada bola langit) dan seribu satu cara
penggunaannya.
3. Al-Khuzandi
Menciptakan alat pertama yang bisa
digunakan untuk mengukur sudut dengan lebih persis. al-Khujandi mengamati rentetan transit garis bujur Matahari, yang
membolehkannya untuk menghitung sudut miring dari gerhana.
4
Al-Biruni (973-1050M)
Ia telah menyatakan bahwa bumi
berputar pada porosnya. Pada zaman itu, Al-Biruni juga telah memperkirakan
ukuran bumi dan membetulkan arah kota Makkah secara saintifik dari berbagai
arah di dunia. Dari 150 hasil buah pikirnya, 35 diantaranya didedikasikan untuk
bidang astronomi.
5
IbnuYunus (1009M)
Sebagai bentuk pengakuan dunia
astronomi terhadap kiprahnya, namanya diabadikan pada sebuah kawah di permukaan
bulan. Salah satu kawah di permukaan bulan ada yang dinamakan Ibn Yunus. Ia
menghabiskan masa hidupnya selama 30 tahun dari 977-1003 M untuk memperhatikan
benda-benda di angkasa. Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga
berdiameter 1,4 meter, Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan
mengenai kedudukan matahari sepanjang tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar