A.
Latar
Belakang
Fisika
telah berkembang dengan kelemahan dan kemutakhirannya. Hal itu tidak terlepas
dari pengaruh sosial budaya yang ada di seluruh dunia termasuk Cina dan India.
Pepatah “Kejarlah ilmu hingga ke Negeri Cina” agaknya d
apat mengusik pemikiran
kita, mengapa Cina seolah digambarkan dalam pepatah tersebut oleh suatu
generasi sebagai tujuan terjauh bagi penimba ilmu atau pusat perkembangan ilmu.
Dan juga, di tengah komunitas ilmiah khususnya fisika, India adalah salah satu
Negara yang tidak bias dipandang remeh. Meskipun tingkat kemakmuran penduduknya
belum dapat dikategorikan memuaskan, negeri ini merupakan negara di asia yang pertama kali
menempatkan warganya dalam jajaran pemenang hadiah Nobel Fisika. Pada tahun
1930, di antara nama-nama besar fisikawan India seperti, Sir Chandrasekhara
Venkata Raman.
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
Sumbangan Cina
terhadap perkembangan fisika
1. Kitab
Yi Jing
Zhou
Yi, kitab tentang hakekat perubahan di zaman Dinasti Zhou, seiring perjalanan
waktu akhirnya mengalami perubahan nama. Kemudian menjadi popular dengan
sebutan Yi Jing ( dibaca : I Ching). Sesuai dengan namanya, kitab ini memuat
pelajaran tentang metafisika perubahan. Kitab kuno ini, konsep awalnya
diperkenalkan oleh raja Fu Xi (2953-2838 SM) bertutur tentang Hakekat
Perubahan. Baik perubahan mengenai fenomena Alam Semesta maupun tentang
Kehidupan manusia.
Falsafah
Perubahan I Ching merupakan cikal bakal dari berbagai Ilmu
Kebathinan/Metafisika China seperti Chinese Medicine Classic, Akupuntur,
Akupreiser, Ba Zi (Ilmu 8 Huruf Kelahiran), Feng Shui (Hong Shui / Ilmu
Pengaturan Angin & Air), Zi Wei Dou Shu (Ilmu Bintang Ungu), Strategi
Perang Sun Tsu, Ilmu Perbintangan Khong Beng, Mien Xiang ( Ilmu Bentuk Wajah),
Telapak tangan Ba Gua, Erl Shi Ba Xing ( Ilmu Pergerakan Dua Puluh Delapan
Bintang ), Shi Erl Chin Wei ( Ilmu 12 Kontelasi Bintang ), Dong Shu / Tung Su
(Primbonisasi China), Ciam Shi, Wush/Kungfu, dsb.
Konsep
inti dari I Ching yaitu Yin & Yang ( konsep tentang Minus & Plus /
Negatif & Positif ) adalah sumber inspiratif dari segala macam bentuk Ilmu
Pengetahuan Modern seperti : Medan Magnet, Kelistrikan, Komputer, Genetika,
Fisika, Matematika, Mekanika, Ilmu Hitung sampai Ilmu Sosial, dll.
Berdasarkan
konsep penghayatan Yin & Yang selalu saja ada antagonis dalam kehidupan
ini. Ada panas pasti ada dingin. Ada keras ada lembut, ada siang ada malam, ada
yang tidak takut pasti akan kita temui mereka yang takut. Karena adanya sesuatu
yang enak, maka akan mucul juga hal tidak enak. Ada sehat ada sakit. Ada
optimisme adapula pula pesimisme.
Tidak
ada yang kekal selain Hukum Perubahan itu sendiri, termasuk benda mati
sekalipun. Kita contohkan saja, sebuah batu besar yang diletakkan di taman lalu
biarkan jangan disentuh, jangan diapa-apakan. Setelah didiamkan selama
katakanlah 6 bulan, akankah batu tersebut berubah ? jawabannya Ya. Apanya yang
berubah ? Ya, paling tidak warna permukaan atas dan bagiannya bawahnya pasti
sudah berubah. Yang atas semakin terang terang memutih karena sering terkena
sinar matahari, sementara yang bawahnya malah tambah gelap dan mungkin juga
mulai berjamur. Batu besar yang tak disentuh manusia pun ternyata tetap saja
mengtalami suatu proses perubahan. Apalagi kalau harus berbenturan dengan
sentuhan atau pengrusakan oleh manusia, pasti akan semakin kompleks efek
perubahannya.
Ada yang terkondisikan sebagai
sesuatu yang mudah sekali berubah.
Seperti
halnya angin, awan, air, formasi pasir di gurun, pikiran, perasaan hati, emosi
manusia serta naluri / insting binatang dan semua benda yang bergerak.
Ada yang terkondisikan sebagai
sesuatu yang mengalami perubahan tota.
Seperti
telur - ulat - kepompong - kupu-kupu.
Telur - kecebong - kodok. Benih janin - embrio - bayi, dan lain semacamnya.
Ada sesuatu yang selalu berubah
dengan pola yang tetap.
Seperti
halnya matahari yang selalu terbit dari Timur tenggelam di Barat. Bumi dan
planet lainnya yang bergerak mengelilingi Matahari. Bulan yang berevolusi
mengelilingi Bumi. Gerak Bumi yang berotasi pada porosnya. Air yang selalu
mengalir ke daerah yang lebih rendah. Tunas pohon yang selalu tumbuh mengarah
ke sumber masuknya cahaya Matahari, dan fenomena jenis lainnya.
Ada pula yang selalu berubah-ubah.
Seperti, kumpulan awan yang bergerak. Bunglon yang
selalu berubah warna mengikuti warna tempat ia berada. Deburan ombak yang
menghantam ke pantai. Arah tiupan angin, dan lain sebagainya.
Apa
yang dikonsepkan di atas, sampai sekarang hal-hal tersebut tetap berlangsung
seperti itu. Hakekat Hukumnya tetap, tidak ada yang berubah. Tidak
terbantahkan, semua benar dan factual adanya. Dengan dalih pemahaman seperti di
atas, I Ching menjabarkan semua fenomena perubahan tersebut ke dalam
bentuk-bentuk dan konfigurasi elemen. Tidak ada satu pun fenomena alam maupun
benda-benda di sekitar kita yang tidak terwakili ke dalam pengelompokan elemen
Wu Xing (Lima Elemen).
Adapun simbol-simbol
yang tertuang dalam I Ching, yaitu :
1. Wu
Chi
Diartikan sebagai alam
wusung, keadaan kosong yang hampa, yang melambangkan tentang alam semesta yang
bermula dari suatu keadaan kosong yang belum ada apapun di dalamnya.
2. Tai
Chi
Arti harfiahnya adalah
Maha Kutub. Simbol ini menggambarkan tentang suatu kondisi bahwa
kehampaan/kekosongan yang mengawali konsep kehidupan sebagaiman disimbolkan di
atas, ternyata berporos pada pada Satu Titik Pusat / Maha Kutub (Pusat Kegaiban
Semesta) yang kemudian menjadi sumber penggerak bagi semua fenomena yang ada di
dalam alam semesta ini dan bagi segala proses perubahan, pertumbuhan, maupun
kehidupan/dinamika yang ada di Jagad Raya. Pusat penggerak ini kemudian dikenal
sebagai Hukum Alam, yang merupakan Satu Kesatuan Utuh sebagai ibu dari segala
hal yang tercipta dan sumber penggerak atas semua fenomena alam yang terjadi
(note penulis : dalam bahasa agama, inilah yang kita posisikan sebagai Tuhan.
Dalam pelajaran I Ching tidak disebut sebagai Tuhan karena dii zaman itu belum
dikenal adanya agama).
3. Yin
Yang
Merupakan penggambaran
tentang adanya kondisi yang antagonis. Ada gelep ada terang. Ada dingin ada
panas. Ada yang buruk ada yang bagus, kecil-besar, lentur-kaku, lembut-keras,
jinak-ganas, pasif-aktif, dll. Kesemuanya itu dijabarkan sebagai Hukum Negatif
dan Positif.
4. Wu
Xing
Yang diartikan sebagai
Lima Elemen yaitu Kayu, Api, Tanah, Logam, dan Air. Kayu melambangkan warna
Hijau, Cinta Kasih, Musim Semi, Sifat yang kaku, Hutan, dll. Api sebagai
gambaran warnah Merah, Kesusilaan, Jantung, Musim Panas, Sifat yang pemarah,
Matahari, dll. Tanah sebagai simbol warna Kuning, Kejujuran, Lympha dan
Lambung, Musim Pancarobah, Sifat yang malas, dll. Logam yang mencerminkan warna
Putih, Perikebajikan, Musim Gugur, Awan, dll. Air sebagai gambaran dari warna
Hitam, Rendah Hati, Ginjal, Musim Dingin, Sifat yang Liar, Laut, dll. Semua
fenomena alam dan juga seluruh aktifitas kehidupan, bias
dikelompokkan/dijabarkan ke dalam kategori Lima Elemen di atas.
5. Ba
Gua / Pat Kwa
Yaitu Delapan Trigram
yang digambarkan sebagai kompilasi dari perpaduan Garis Utuh ( Yang / Positif
), dan Garis Putus ( Yin / Negatif ). Tiap trigram menggambarkan tentang
Langit-Bumi, Gunung-Danau, Api-Air, Petir-Angin. Langit-Bumi sebagai Ayah dan
Ibu, serta Sesuatu yang Aktif dan Pasif. Api-Air sebagai Putri Tengah dan Putra
Tengah serta kondisi yang Panas dan Dingin. Gunung-Danau sebagai Putra bungsu
dan Putri Bungsu serta Sifat yang Tinggi Hati dan Rendah Hati. Petir-Angin,
sebagai lambing dari Putra Sulung dan Putri Sulung serta Hal tentang Kegalauan
dan Kedamaian. Masing-masing trigram terdiri atas tiga buah garis yang tersusun
sedemikian rupa, tanpa ada satupun perpaduan kombinasi garisyang sama satu
dengan lainnya.
Dengan menggunakan
simbol-simbol inilah, Fu Xi menjabarkan konsep filsafatnya tentang Hakekat
Perubahan yang terjadi dalam kehidupan ini.
2. Fisikawan Cina
a. Tsung
Dao Lee
Tahun
1957, untuk pertama kalinya Cina menempatkan warganya dalam penerima hadiah
Nobel Fisika. Tidak hanya satu melainkan dua orang sekaligus. Salah satu dari
mereka tercatat hingga saat ini sebagai orang Asia termudayang menerima
penghargaan prestisius itu, ia adalah Tsung Dao Lee.
Pada
tahun 1956, Lee dan temannya Dr. Yang mengemukakkan bahwa paritas tidak kekal
dalam proses elektro lemah (electroweak), artinya jika suatu system dicerminkan
kiri menjadi kanan, atas menjadi bawah, depan menjadi belakang, hasilnya adalah
berupa system baru yang berbeda dengan system semula. Setelah pembuktian secara
eksperimen oleh fisikawan wanita Wu Chien Hsiung dari Universitas Columbia,
hasil penelitian Lee dan Yang membuahkan Nobel fisika untuk mereka. Topic riset
lain yang digandrungi Lee adalah teori medan, astrofisika, turbulensi dan
siperkonduktivitas suhu tinggi. Bersama dengan Dr. Yang, Lee juga aktif menulis
artikel di jurnal fisika internasional, The Physical Review. Beberapa
penghargaan yang diterimanya antara lain Albert Einstein Commemorative Award
dalam bidang sains dari Yeshiva University, New York (1957) dan The Scince
Award of the Newspaper Guild of New York. Ia juga menjadi anggota kehormatan
American Physical Society dan The Academia Sinica. Tahun 1958, ia pun
dianugerahi gelar DSc dari Princeton University.
b. Yang
Cheng Ning
Yang
telah belajar pada berbagai mata pelajaran fisika, namun memiliki minat
utamanya dalam dua bidang : Mekanika Statistik dan Prinsip-Prinsip Simetri.
Karya Yang yang bekerja sama dengan temkannya sebagai titik balik dalam
perkembangan teori fisika. Mereka menunjukkan bahwa Hukum Kekekalan Paritas
(yaitu bahwa hokum fisika tidak berubah dalam system bayangan cermin) tidak
berlaku untuk yang lemah interaksi nuklir (1956). Prediksi ini dikonfirmasi
oleh studi eksperimental menyeluruh dan dengan cepat mengarah pada pemberian
Hadiah Nobel fisika untuk Yang dan Lee (1957) yang dikenal dengan persamaan
Yang-Baxter. Yang juga tercatat untuk pengembangan non-Hibilian teori gauge
dengan RL. Mills (1924), maka dikenal dengan teori Yang-Mill. Hal ini terbukti
keberangkatan baru yang penting dalam teori-teori kuantum partikel dasar dan
garapannya.
c. Daniel
Chee Tsui
Daniel
Chee Tsui bersama Robert Lughin tahun 1998 diumumkan sebagai pemenang Nobel
fisika. Kehebatan dua fisikawan ini tak lepas dari keuletannya sebagai
eksperimentalis fenomena material baru elektron. Karya mereka sangat luar biasa
dalam proses pembuatan chip computer.
Tahun
1968, Tsui bekerja di Bell Laboratories, New Jersey sebagai peneliti dalam
bidang Fisika Zat Padat. Dengan fasilitas yang lengkap, Tsui mencoba mengekspor
sifat-sifat elektron dan ia menemukan banyak sifat-sifat baru electron yang
mampu membuka suatu bidang baru dalam fisika dan menstimulasi banyak
terobosan-terobosan fisika tori dan eksperimen yang dapat diaplikasikan ke
bidang lain selain fisika. Bekerja bersama-sama dengan Horst Stomer, Tsui
mengembangkan material baru dimana elektron dapat bergerak di permukaanya tanpa
gesekan. Penemuannya ini kini digunakan untuk pembuatan chip-chip computer yang
merupakan peralatan utama di era teknologi canggih saat ini. Karena penemuannya
yang luar biasa ini, pada tahun 1998 Daniel Tsui mendapat anugerah Hadiah Nobel
Fisika bersma-sama dengan Robert Lughin dari Stanford University dan Horst
Stormer dari Columbia University.
3.
Astronomi Cina
Awalnya,
manusia menganggap fenomena langit sebagai sesuatu yang magis. Seiring
berputarnya waktu dan zaman, manusipun memanfaatkan keteraturan yang mereka
amati di angkasa untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti penanggalan.
Masyarakat
Cina kuno 4000 SM sudah mengenal Astronomi. Awalnya, astronomi di Cina
digunakan untuk mengatur waktu. Orang Cina menggunakan tanggal lunisolar.
Namun, karena perputaran matahari dn bulan berbeda, para ahli astronomi Cina
sering menyiapkan kalender baru dan melakukan observasi.
Rasi
Bintang Cina merupakan cara dari bangsa Cina dalam mengelompokkan
bintang-bintang. Pengelompokan ini sangat berbeda dari pengelompokan resmi yang
dikenal sekarang ini. Pengelompokan ini berdasarkan perkembangan dari ilmu
astronomi pada zaman Cina kuno.
B.
Sumbangan India
terhadap perkembangan fisika
1. Sir
Chandrasekhara Venkata Raman
Sebagai penerima penghargaan paling
prestisius dan berkaliber internasional untuk karya ilmiah di bidang fisika
itu. Selama 16 tahun berada di Universitas Calcutta, Raman tidak
menyia-nyiakannya kesempatan untuk mewujudkan obsesinya di bidang sains.
Bersama dengan M Saha dan SN Bose, Raman membangun pusat penelitian sains di
Calcutta. Hasilnya, terciptalah sederetan kontribusi penting dalam bidang
getaran dan bunyi, konsep getaran alat-alat musik, difraksi cahaya oleh
gelombang akustik baik yang ultrasonik maupun hipersonik, sifat optik koloid,
difraksi sinar-x, dan Spektroskopi Raman.Pada tahun 1925, setelah penemuan efek
Compton untuk sinar-X, Heisenberg memprediksi adanya efek yang sama untuk
cahaya tampak. Pada saat bersamaan Raman sedang meneliti hamburan cahaya. Raman
ternyata mendapat kesimpulan yang sama dengan apa yang diprediksi oleh
Heisenberg. Raman mendapati bahwa ketika cahaya monokromatik diarahkan pada
suatu kristal, sebagian cahaya itu akan terhambur. Energi sinar yang terhambur
ini lebih kecil dari energi semula. Penyebab perubahan ini adalah karena
sebagian energi sinar itu dipakai untuk mengubah energy vibrasi (getaran) molekul-molekul
kristal. Hasil penelitiannya kemudian dipublikasikan dalamIndian Journal
Physics pada tahun 1928, dan efek perubahan energi sinar yang
terhambur ini dikenal dengan efek Raman.
Ternyata karyanya itu merupakan
sumbangan yang sangat berarti bagi pengembangan studi mengenai tingkat energi
vibrasi molekul. Untuk itulah, Royal Swedish Academy of Sciencedi
Stockholm menganugrahinya hadiah nobel. Tak pelak lagi, reputasi Raman di dunia
sains internasional sejak itu kian terdongkrak naik dan hari-harinya makin
dipenuhi kesibukan. Mulai pada tahun 1930-an, Raman diminta memberi pelatihan
bagi pimpinan masa depan dalam bidang ilmu pengetahuan. Sementara itu ia tetap
mencurahkan perhatiannya dalam bidang riset, kali ini tentang kristalografi
yang ia yakini “…akan membawa dampak luar biasa bagi dunia sains.” Ia pun
menyisihkan sebagian perolehan uang dari hadiah nobelnya untuk membeli berbagai
alat laboratorium untuk melakukan penelitian lanjutan. Pada 1933 Raman
dipercaya sebagai direktur Indian Institute of Science di Bangalore. Di sana ia
menekuni riset dalam bidang difraksi cahaya oleh gelombang ultrasonik. Pada
tahun 1947, Raman mendirikan institusinya sendiri, di dekat kantor akademi
sains India yang sebelumnya telah didirikannya pula pada tahun 1935. Melalui
pengabdiannya dalam bidang sains, Raman dihormati dan disegani selayaknya
pahlawan nasional di negerinya.
2. Al
– Biruni
Dia adalah salah satu ilmuwan
terbesar dalam seluruh sejarah manusia. Begitulah Al Sabra menjuluki Al Biruni
ilmuwan Muslim serba bisa dari abad ke - 10 M. Sejarah mencatat, Al-Biruni
sebagai sarjana Muslim pertama yang mengkaji dan mempelajari tentang seluk
beluk India dan tradisi Brahminical. Di era keemasan Islam, Al-Biruni ternyata
telah meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan
dengan lingkungan fisik bumi.
Selain itu, Al-Biruni juga
dinobatkan sebagai 'antropolog pertama' di seantero jagad. Sebagai ilmuwan yang
menguasai beragam ilmu, Al-Biruni juga menjadi pelopor dalam berbagai metode
pengembangan sains. Sejarah sains mencatat, ilmuwan yang hidup di era kekuasaan
Dinasti Samanid itu merupakan salah satu pelopor merote saintifik
eksperimental. Dialah ilmuwan yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan
metode eksperimental dalam ilmu mekanik. Al-Biruni juga tercatat sebagai
seorang perintis psikologi eksperimental. Dia juga merupakan saintis pertama
yang mengelaborasi eksperimen yang berhubungan dengan fenomena astronomi.
Sumbangan yang dicurahkannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan sungguh tak
ternilai. Al-Biruni pun tak hanya menguasai beragam ilmu seperti; fisika,
antropologi, psikologi, kimia, astrologi, sejarah, geografi, geodesi,
matematika, farmasi, kedokteran, serta filsafat. Dia juga turun memberikan
kontrbusi yang begitu besar bagi setiap ilmu yang dikuasainya itu. Dia juga
mengamalkan ilmu yang dikuasainya dengan menjadi seorang guru yang sangat
dikagumi para muridnya.
Selama hidupnya, dia juga
menghasilkan karya besar dalam bidang astronomi lewat Masudic Canonyang
didedikasikan kepada Ma'sud. Atas karyanya itu, Ma'sud menghadiahkan seekor
gajah yang bermuatan penuh dengan perak. Namun, Al-Biruni mengembalikan hadiah
yang diterimanya itu ke kas negara.
Sebagai bentuk penghargaan, Ma'sud
juga menjamin Al-Biruni dengan uang pensiun yang bisa membuatnya tenang
beristirahat serta terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Dia juga berhasil
menulis buku astrologi berjudul The Elements of Astrology. Selain itu, sang
ilmuwan itu pun menulis sederet karya dalam bidang kedokteran, geografi, serta
fisika. Al-Biruni wafat di usia 75 tahun tepatnya pada 13 Desember 1048 M di
kota Ghazna. Untuk tetap mengenang jasanya, para astronom mengabadikan nama
Al-Biruni di kawah bulan.
BAB
3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Negeri
Cina dari dahulu memang dikenal sebagai sumber ilmu dan kebudayaan tinggi di
benua Asia. Hal ini terbukti dengan terkenalnya Cina sebagai negara eksportir
barang-barang elektronik yang murah. Hal ini tentunya tidak lepas dari
kedisiplinan penduduk Cina, baik dalam menuntut ilmu maupun dalam bekerja.
Sejarah
membuktikan pula bahwa Cina tidak lepas untuk menyumbangkan anak negeri yang
menggoreskan tinta emas dalam buku perkembangan fisika. Dalam catatan sejarah
Richtmeyer, sumbangan Cina ini termasuk ke dalam periode sebelum tahun 1550,
yaitu filsafat yang diajarkan oleh kitab Yi Jing dan periode 4 yaitu antara
tahun 1890 s.d. sekarang, yaitu Tsung Dao Lee, Yang Che Ning, dan Daniel Chee
Tsui.
Dalam
perkembangan fisika di dunia, India menyumbangkan 2 warganya. Satu orang yang
ditempatkan dalam
jajaran pemenang hadiah Nobel Fisika. Pada tahun 1930, yakni Sir Chandrasekhara
Venkata Raman. Dan satunya lagi adalah salah satu ilmuwan terbesar dalam
seluruh sejarah manusia, yakni Al-Biruni. Ilmuwan Muslim serba bisa dari abad
ke-10 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar