Sumbangan China & India Terhadap Perkembangan Fisika - Physics Al Khawarizmi

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 13 Juni 2018

Sumbangan China & India Terhadap Perkembangan Fisika


A.   Latar Belakang
Fisika telah berkembang dengan kelemahan dan kemutakhirannya. Hal itu tidak terlepas dari pengaruh sosial budaya yang ada di seluruh dunia termasuk Cina dan India. Pepatah “Kejarlah ilmu hingga ke Negeri Cina” agaknya d
apat mengusik pemikiran kita, mengapa Cina seolah digambarkan dalam pepatah tersebut oleh suatu generasi sebagai tujuan terjauh bagi penimba ilmu atau pusat perkembangan ilmu. Dan juga, di tengah komunitas ilmiah khususnya fisika, India adalah salah satu Negara yang tidak bias dipandang remeh. Meskipun tingkat kemakmuran penduduknya belum dapat dikategorikan memuaskan, negeri ini merupakan negara di asia yang pertama kali menempatkan warganya dalam jajaran pemenang hadiah Nobel Fisika. Pada tahun 1930, di antara nama-nama besar fisikawan India seperti, Sir Chandrasekhara Venkata Raman.


BAB 2
PEMBAHASAN
A.    Sumbangan Cina terhadap perkembangan fisika
1.      Kitab Yi Jing
Zhou Yi, kitab tentang hakekat perubahan di zaman Dinasti Zhou, seiring perjalanan waktu akhirnya mengalami perubahan nama. Kemudian menjadi popular dengan sebutan Yi Jing ( dibaca : I Ching). Sesuai dengan namanya, kitab ini memuat pelajaran tentang metafisika perubahan. Kitab kuno ini, konsep awalnya diperkenalkan oleh raja Fu Xi (2953-2838 SM) bertutur tentang Hakekat Perubahan. Baik perubahan mengenai fenomena Alam Semesta maupun tentang Kehidupan manusia.
Falsafah Perubahan I Ching merupakan cikal bakal dari berbagai Ilmu Kebathinan/Metafisika China seperti Chinese Medicine Classic, Akupuntur, Akupreiser, Ba Zi (Ilmu 8 Huruf Kelahiran), Feng Shui (Hong Shui / Ilmu Pengaturan Angin & Air), Zi Wei Dou Shu (Ilmu Bintang Ungu), Strategi Perang Sun Tsu, Ilmu Perbintangan Khong Beng, Mien Xiang ( Ilmu Bentuk Wajah), Telapak tangan Ba Gua, Erl Shi Ba Xing ( Ilmu Pergerakan Dua Puluh Delapan Bintang ), Shi Erl Chin Wei ( Ilmu 12 Kontelasi Bintang ), Dong Shu / Tung Su (Primbonisasi China), Ciam Shi, Wush/Kungfu, dsb.
Konsep inti dari I Ching yaitu Yin & Yang ( konsep tentang Minus & Plus / Negatif & Positif ) adalah sumber inspiratif dari segala macam bentuk Ilmu Pengetahuan Modern seperti : Medan Magnet, Kelistrikan, Komputer, Genetika, Fisika, Matematika, Mekanika, Ilmu Hitung sampai Ilmu Sosial, dll.
Berdasarkan konsep penghayatan Yin & Yang selalu saja ada antagonis dalam kehidupan ini. Ada panas pasti ada dingin. Ada keras ada lembut, ada siang ada malam, ada yang tidak takut pasti akan kita temui mereka yang takut. Karena adanya sesuatu yang enak, maka akan mucul juga hal tidak enak. Ada sehat ada sakit. Ada optimisme adapula pula pesimisme.
Tidak ada yang kekal selain Hukum Perubahan itu sendiri, termasuk benda mati sekalipun. Kita contohkan saja, sebuah batu besar yang diletakkan di taman lalu biarkan jangan disentuh, jangan diapa-apakan. Setelah didiamkan selama katakanlah 6 bulan, akankah batu tersebut berubah ? jawabannya Ya. Apanya yang berubah ? Ya, paling tidak warna permukaan atas dan bagiannya bawahnya pasti sudah berubah. Yang atas semakin terang terang memutih karena sering terkena sinar matahari, sementara yang bawahnya malah tambah gelap dan mungkin juga mulai berjamur. Batu besar yang tak disentuh manusia pun ternyata tetap saja mengtalami suatu proses perubahan. Apalagi kalau harus berbenturan dengan sentuhan atau pengrusakan oleh manusia, pasti akan semakin kompleks efek perubahannya.
Ada yang terkondisikan sebagai sesuatu yang mudah sekali berubah.
Seperti halnya angin, awan, air, formasi pasir di gurun, pikiran, perasaan hati, emosi manusia serta naluri / insting binatang dan semua benda yang bergerak.
Ada yang terkondisikan sebagai sesuatu yang mengalami perubahan tota.
Seperti telur - ulat - kepompong -  kupu-kupu. Telur - kecebong - kodok. Benih janin - embrio - bayi, dan lain semacamnya.

Ada sesuatu yang selalu berubah dengan pola yang tetap.
Seperti halnya matahari yang selalu terbit dari Timur tenggelam di Barat. Bumi dan planet lainnya yang bergerak mengelilingi Matahari. Bulan yang berevolusi mengelilingi Bumi. Gerak Bumi yang berotasi pada porosnya. Air yang selalu mengalir ke daerah yang lebih rendah. Tunas pohon yang selalu tumbuh mengarah ke sumber masuknya cahaya Matahari, dan fenomena jenis lainnya.
Ada pula yang selalu berubah-ubah.
Seperti, kumpulan awan yang bergerak. Bunglon yang selalu berubah warna mengikuti warna tempat ia berada. Deburan ombak yang menghantam ke pantai. Arah tiupan angin, dan lain sebagainya.
Apa yang dikonsepkan di atas, sampai sekarang hal-hal tersebut tetap berlangsung seperti itu. Hakekat Hukumnya tetap, tidak ada yang berubah. Tidak terbantahkan, semua benar dan factual adanya. Dengan dalih pemahaman seperti di atas, I Ching menjabarkan semua fenomena perubahan tersebut ke dalam bentuk-bentuk dan konfigurasi elemen. Tidak ada satu pun fenomena alam maupun benda-benda di sekitar kita yang tidak terwakili ke dalam pengelompokan elemen Wu Xing (Lima Elemen).
Adapun simbol-simbol yang tertuang dalam I Ching, yaitu :
1.    Wu Chi
Diartikan sebagai alam wusung, keadaan kosong yang hampa, yang melambangkan tentang alam semesta yang bermula dari suatu keadaan kosong yang belum ada apapun di dalamnya.
2.    Tai Chi
Arti harfiahnya adalah Maha Kutub. Simbol ini menggambarkan tentang suatu kondisi bahwa kehampaan/kekosongan yang mengawali konsep kehidupan sebagaiman disimbolkan di atas, ternyata berporos pada pada Satu Titik Pusat / Maha Kutub (Pusat Kegaiban Semesta) yang kemudian menjadi sumber penggerak bagi semua fenomena yang ada di dalam alam semesta ini dan bagi segala proses perubahan, pertumbuhan, maupun kehidupan/dinamika yang ada di Jagad Raya. Pusat penggerak ini kemudian dikenal sebagai Hukum Alam, yang merupakan Satu Kesatuan Utuh sebagai ibu dari segala hal yang tercipta dan sumber penggerak atas semua fenomena alam yang terjadi (note penulis : dalam bahasa agama, inilah yang kita posisikan sebagai Tuhan. Dalam pelajaran I Ching tidak disebut sebagai Tuhan karena dii zaman itu belum dikenal adanya agama).
3.    Yin Yang
Merupakan penggambaran tentang adanya kondisi yang antagonis. Ada gelep ada terang. Ada dingin ada panas. Ada yang buruk ada yang bagus, kecil-besar, lentur-kaku, lembut-keras, jinak-ganas, pasif-aktif, dll. Kesemuanya itu dijabarkan sebagai Hukum Negatif dan Positif.
4.    Wu Xing
Yang diartikan sebagai Lima Elemen yaitu Kayu, Api, Tanah, Logam, dan Air. Kayu melambangkan warna Hijau, Cinta Kasih, Musim Semi, Sifat yang kaku, Hutan, dll. Api sebagai gambaran warnah Merah, Kesusilaan, Jantung, Musim Panas, Sifat yang pemarah, Matahari, dll. Tanah sebagai simbol warna Kuning, Kejujuran, Lympha dan Lambung, Musim Pancarobah, Sifat yang malas, dll. Logam yang mencerminkan warna Putih, Perikebajikan, Musim Gugur, Awan, dll. Air sebagai gambaran dari warna Hitam, Rendah Hati, Ginjal, Musim Dingin, Sifat yang Liar, Laut, dll. Semua fenomena alam dan juga seluruh aktifitas kehidupan, bias dikelompokkan/dijabarkan ke dalam kategori Lima Elemen di atas.
5.    Ba Gua / Pat Kwa
Yaitu Delapan Trigram yang digambarkan sebagai kompilasi dari perpaduan Garis Utuh ( Yang / Positif ), dan Garis Putus ( Yin / Negatif ). Tiap trigram menggambarkan tentang Langit-Bumi, Gunung-Danau, Api-Air, Petir-Angin. Langit-Bumi sebagai Ayah dan Ibu, serta Sesuatu yang Aktif dan Pasif. Api-Air sebagai Putri Tengah dan Putra Tengah serta kondisi yang Panas dan Dingin. Gunung-Danau sebagai Putra bungsu dan Putri Bungsu serta Sifat yang Tinggi Hati dan Rendah Hati. Petir-Angin, sebagai lambing dari Putra Sulung dan Putri Sulung serta Hal tentang Kegalauan dan Kedamaian. Masing-masing trigram terdiri atas tiga buah garis yang tersusun sedemikian rupa, tanpa ada satupun perpaduan kombinasi garisyang sama satu dengan lainnya.
Dengan menggunakan simbol-simbol inilah, Fu Xi menjabarkan konsep filsafatnya tentang Hakekat Perubahan yang terjadi dalam kehidupan ini.

2.      Fisikawan Cina
a.       Tsung Dao Lee
Tahun 1957, untuk pertama kalinya Cina menempatkan warganya dalam penerima hadiah Nobel Fisika. Tidak hanya satu melainkan dua orang sekaligus. Salah satu dari mereka tercatat hingga saat ini sebagai orang Asia termudayang menerima penghargaan prestisius itu, ia adalah Tsung Dao Lee.
Pada tahun 1956, Lee dan temannya Dr. Yang mengemukakkan bahwa paritas tidak kekal dalam proses elektro lemah (electroweak), artinya jika suatu system dicerminkan kiri menjadi kanan, atas menjadi bawah, depan menjadi belakang, hasilnya adalah berupa system baru yang berbeda dengan system semula. Setelah pembuktian secara eksperimen oleh fisikawan wanita Wu Chien Hsiung dari Universitas Columbia, hasil penelitian Lee dan Yang membuahkan Nobel fisika untuk mereka. Topic riset lain yang digandrungi Lee adalah teori medan, astrofisika, turbulensi dan siperkonduktivitas suhu tinggi. Bersama dengan Dr. Yang, Lee juga aktif menulis artikel di jurnal fisika internasional, The Physical Review. Beberapa penghargaan yang diterimanya antara lain Albert Einstein Commemorative Award dalam bidang sains dari Yeshiva University, New York (1957) dan The Scince Award of the Newspaper Guild of New York. Ia juga menjadi anggota kehormatan American Physical Society dan The Academia Sinica. Tahun 1958, ia pun dianugerahi gelar DSc dari Princeton University.
b.      Yang Cheng Ning
Yang telah belajar pada berbagai mata pelajaran fisika, namun memiliki minat utamanya dalam dua bidang : Mekanika Statistik dan Prinsip-Prinsip Simetri. Karya Yang yang bekerja sama dengan temkannya sebagai titik balik dalam perkembangan teori fisika. Mereka menunjukkan bahwa Hukum Kekekalan Paritas (yaitu bahwa hokum fisika tidak berubah dalam system bayangan cermin) tidak berlaku untuk yang lemah interaksi nuklir (1956). Prediksi ini dikonfirmasi oleh studi eksperimental menyeluruh dan dengan cepat mengarah pada pemberian Hadiah Nobel fisika untuk Yang dan Lee (1957) yang dikenal dengan persamaan Yang-Baxter. Yang juga tercatat untuk pengembangan non-Hibilian teori gauge dengan RL. Mills (1924), maka dikenal dengan teori Yang-Mill. Hal ini terbukti keberangkatan baru yang penting dalam teori-teori kuantum partikel dasar dan garapannya.
c.       Daniel Chee Tsui
Daniel Chee Tsui bersama Robert Lughin tahun 1998 diumumkan sebagai pemenang Nobel fisika. Kehebatan dua fisikawan ini tak lepas dari keuletannya sebagai eksperimentalis fenomena material baru elektron. Karya mereka sangat luar biasa dalam proses pembuatan chip computer.
Tahun 1968, Tsui bekerja di Bell Laboratories, New Jersey sebagai peneliti dalam bidang Fisika Zat Padat. Dengan fasilitas yang lengkap, Tsui mencoba mengekspor sifat-sifat elektron dan ia menemukan banyak sifat-sifat baru electron yang mampu membuka suatu bidang baru dalam fisika dan menstimulasi banyak terobosan-terobosan fisika tori dan eksperimen yang dapat diaplikasikan ke bidang lain selain fisika. Bekerja bersama-sama dengan Horst Stomer, Tsui mengembangkan material baru dimana elektron dapat bergerak di permukaanya tanpa gesekan. Penemuannya ini kini digunakan untuk pembuatan chip-chip computer yang merupakan peralatan utama di era teknologi canggih saat ini. Karena penemuannya yang luar biasa ini, pada tahun 1998 Daniel Tsui mendapat anugerah Hadiah Nobel Fisika bersma-sama dengan Robert Lughin dari Stanford University dan Horst Stormer dari Columbia University.
3.      Astronomi Cina
Awalnya, manusia menganggap fenomena langit sebagai sesuatu yang magis. Seiring berputarnya waktu dan zaman, manusipun memanfaatkan keteraturan yang mereka amati di angkasa untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti penanggalan.
Masyarakat Cina kuno 4000 SM sudah mengenal Astronomi. Awalnya, astronomi di Cina digunakan untuk mengatur waktu. Orang Cina menggunakan tanggal lunisolar. Namun, karena perputaran matahari dn bulan berbeda, para ahli astronomi Cina sering menyiapkan kalender baru dan melakukan observasi.
Rasi Bintang Cina merupakan cara dari bangsa Cina dalam mengelompokkan bintang-bintang. Pengelompokan ini sangat berbeda dari pengelompokan resmi yang dikenal sekarang ini. Pengelompokan ini berdasarkan perkembangan dari ilmu astronomi pada zaman Cina kuno.

B.     Sumbangan India terhadap perkembangan fisika
1.      Sir Chandrasekhara Venkata Raman
Sebagai penerima penghargaan paling prestisius dan berkaliber internasional untuk karya ilmiah di bidang fisika itu. Selama 16 tahun berada di Universitas Calcutta, Raman tidak menyia-nyiakannya kesempatan untuk mewujudkan obsesinya di bidang sains. Bersama dengan M Saha dan SN Bose, Raman membangun pusat penelitian sains di Calcutta. Hasilnya, terciptalah sederetan kontribusi penting dalam bidang getaran dan bunyi, konsep getaran alat-alat musik, difraksi cahaya oleh gelombang akustik baik yang ultrasonik maupun hipersonik, sifat optik koloid, difraksi sinar-x, dan Spektroskopi Raman.Pada tahun 1925, setelah penemuan efek Compton untuk sinar-X, Heisenberg memprediksi adanya efek yang sama untuk cahaya tampak. Pada saat bersamaan Raman sedang meneliti hamburan cahaya. Raman ternyata mendapat kesimpulan yang sama dengan apa yang diprediksi oleh Heisenberg. Raman mendapati bahwa ketika cahaya monokromatik diarahkan pada suatu kristal, sebagian cahaya itu akan terhambur. Energi sinar yang terhambur ini lebih kecil dari energi semula. Penyebab perubahan ini adalah karena sebagian energi sinar itu dipakai untuk mengubah energy vibrasi (getaran) molekul-molekul kristal. Hasil penelitiannya kemudian dipublikasikan dalamIndian Journal Physics pada tahun 1928, dan efek perubahan energi sinar yang terhambur ini dikenal dengan efek Raman.
Ternyata karyanya itu merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi pengembangan studi mengenai tingkat energi vibrasi molekul. Untuk itulah, Royal Swedish Academy of Sciencedi Stockholm menganugrahinya hadiah nobel. Tak pelak lagi, reputasi Raman di dunia sains internasional sejak itu kian terdongkrak naik dan hari-harinya makin dipenuhi kesibukan. Mulai pada tahun 1930-an, Raman diminta memberi pelatihan bagi pimpinan masa depan dalam bidang ilmu pengetahuan. Sementara itu ia tetap mencurahkan perhatiannya dalam bidang riset, kali ini tentang kristalografi yang ia yakini “…akan membawa dampak luar biasa bagi dunia sains.” Ia pun menyisihkan sebagian perolehan uang dari hadiah nobelnya untuk membeli berbagai alat laboratorium untuk melakukan penelitian lanjutan. Pada 1933 Raman dipercaya sebagai direktur Indian Institute of Science di Bangalore. Di sana ia menekuni riset dalam bidang difraksi cahaya oleh gelombang ultrasonik. Pada tahun 1947, Raman mendirikan institusinya sendiri, di dekat kantor akademi sains India yang sebelumnya telah didirikannya pula pada tahun 1935. Melalui pengabdiannya dalam bidang sains, Raman dihormati dan disegani selayaknya pahlawan nasional di negerinya.
2.      Al – Biruni
Dia adalah salah satu ilmuwan terbesar dalam seluruh sejarah manusia. Begitulah Al Sabra menjuluki Al Biruni ilmuwan Muslim serba bisa dari abad ke - 10 M. Sejarah mencatat, Al-Biruni sebagai sarjana Muslim pertama yang mengkaji dan mempelajari tentang seluk beluk India dan tradisi Brahminical. Di era keemasan Islam, Al-Biruni ternyata telah meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan lingkungan fisik bumi.
Selain itu, Al-Biruni juga dinobatkan sebagai 'antropolog pertama' di seantero jagad. Sebagai ilmuwan yang menguasai beragam ilmu, Al-Biruni juga menjadi pelopor dalam berbagai metode pengembangan sains. Sejarah sains mencatat, ilmuwan yang hidup di era kekuasaan Dinasti Samanid itu merupakan salah satu pelopor merote saintifik eksperimental. Dialah ilmuwan yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan metode eksperimental dalam ilmu mekanik. Al-Biruni juga tercatat sebagai seorang perintis psikologi eksperimental. Dia juga merupakan saintis pertama yang mengelaborasi eksperimen yang berhubungan dengan fenomena astronomi. Sumbangan yang dicurahkannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan sungguh tak ternilai. Al-Biruni pun tak hanya menguasai beragam ilmu seperti; fisika, antropologi, psikologi, kimia, astrologi, sejarah, geografi, geodesi, matematika, farmasi, kedokteran, serta filsafat. Dia juga turun memberikan kontrbusi yang begitu besar bagi setiap ilmu yang dikuasainya itu. Dia juga mengamalkan ilmu yang dikuasainya dengan menjadi seorang guru yang sangat dikagumi para muridnya.
Selama hidupnya, dia juga menghasilkan karya besar dalam bidang astronomi lewat Masudic Canonyang didedikasikan kepada Ma'sud. Atas karyanya itu, Ma'sud menghadiahkan seekor gajah yang bermuatan penuh dengan perak. Namun, Al-Biruni mengembalikan hadiah yang diterimanya itu ke kas negara.
Sebagai bentuk penghargaan, Ma'sud juga menjamin Al-Biruni dengan uang pensiun yang bisa membuatnya tenang beristirahat serta terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Dia juga berhasil menulis buku astrologi berjudul The Elements of Astrology. Selain itu, sang ilmuwan itu pun menulis sederet karya dalam bidang kedokteran, geografi, serta fisika. Al-Biruni wafat di usia 75 tahun tepatnya pada 13 Desember 1048 M di kota Ghazna. Untuk tetap mengenang jasanya, para astronom mengabadikan nama Al-Biruni di kawah bulan.


BAB 3
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Negeri Cina dari dahulu memang dikenal sebagai sumber ilmu dan kebudayaan tinggi di benua Asia. Hal ini terbukti dengan terkenalnya Cina sebagai negara eksportir barang-barang elektronik yang murah. Hal ini tentunya tidak lepas dari kedisiplinan penduduk Cina, baik dalam menuntut ilmu maupun dalam bekerja.
Sejarah membuktikan pula bahwa Cina tidak lepas untuk menyumbangkan anak negeri yang menggoreskan tinta emas dalam buku perkembangan fisika. Dalam catatan sejarah Richtmeyer, sumbangan Cina ini termasuk ke dalam periode sebelum tahun 1550, yaitu filsafat yang diajarkan oleh kitab Yi Jing dan periode 4 yaitu antara tahun 1890 s.d. sekarang, yaitu Tsung Dao Lee, Yang Che Ning, dan Daniel Chee Tsui.
Dalam perkembangan fisika di dunia, India menyumbangkan 2 warganya. Satu orang yang ditempatkan dalam jajaran pemenang hadiah Nobel Fisika. Pada tahun 1930, yakni Sir Chandrasekhara Venkata Raman. Dan satunya lagi adalah salah satu ilmuwan terbesar dalam seluruh sejarah manusia, yakni Al-Biruni. Ilmuwan Muslim serba bisa dari abad ke-10 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages